
MEMBERS AREA INVESTASI SAHAM
[Home]
[Cara Promosi]
[What's New]
[Search Engine]
[Pendahuluan]
[Apa Itu Saham?]
[Mengenal Saham]
[Security]
[Analisa]
[Sumber Daya Informasi]
[Panduan Investasi]
[Alat Bantu]
ANALISA SAHAM
Tujuan kita melakukan analisa terhadap saham-saham yang kita
minati untuk menjadi alternatif investasi adalah supaya kita mendapatkan gambaran yang
lebih jelas terhadap kemampuan perusahaan tersebut untuk tumbuh dan berkembang di masa
yang akan datang.
Dalam melakukan analisa saham ini terdapat dua pendekatan, yaitu
analisa fundamental dan analisa teknikal. Dalam analisa fundamental, analisis menganalisa
faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perusahaan untuk memprediksi perkembangan
perusahaan di masa yang akan datang. Analisa laporan keuangan dan analisa rasio termasuk
komponen yang digunakan pada analisa fundamental. Sedangkan dalam analisa teknikal
digunakan grafik riwayat harga dan volume transaksi.
Analisa Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh emiten merupakan salah
satu pedoman yang penting bagi investor untuk menilai kondisi emiten tersebut. Oleh
karena itu perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta, yang juga
berarti telah menjual saham-sahamnya kepada publik, wajib mengumumkan laporan keuangannya
secara periodik.
Pada bagian ini kita akan mempelajari dan memahami aspek-aspek umum
laporan keuangan perusahaan yaitu:
1. Neraca
2. Laporan Laba/Rugi
Sebagai contoh, penulis akan menampilkan laporan Indofood tahun 2000
yang telah diaudit oleh Prasetio Utomo & Co dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang
diiklankan di koran Bisnis Indonesia pada akhir bulan Februari 2001.
Penulis akan menguraikan definisi dan komponen-komponen utama dari
laporan keuangan agar investor saham yang belum pernah belajar akuntasi juga dapat membaca
dan memahami laporan keuangan dengan jitu dan sekaligus dapat menganalisa kondisi suatu
perusahaan.
Kita lihat contoh neraca berikut ini.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Dan Anak Perusahaan
Neraca Konsolidasi 31 Desember 2000 dan 1999
(Jumlah dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data per Saham)
AKTIVA
2000 1999
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas 1.428.037.591 1.775.872.514
Investasi jangka pendek 157.982.013
Piutang
Usaha-bersih
Pihak ketiga 766.390.936 730.572.885
Pihak-pihak yang punya
hub istimewa 63.975.753 55.567.192
Bukan usaha
Pihak-pihak yang punya
hub istimewa 337.488.664 172.195.616
Lain-lain-bersih 91.429.868 130.912.950
Persediaan - bersih 1.970.598.258 1.348.653.262
Uang muka 308.911.605 175.460.402
Pajak dibayar di muka 79.138.589 91.515.010
Biaya dibayar di muka
dan aktiva lancar lainnya 67.039.458 56.134.684
______________ _______________
Jumlah Aktiva Lancar 5.270.992.735 4.536.884.515
AKTIVA TIDAK LANCAR
Deposito berjangka dan
sertifikat deposito 486.083.578 515.798.870
Aktiva swap-bersih 1.353.037.947 391.789.152
Piutang dari pihak-pihak
yang mempunyai
hubungan istimewa 14.309.200 17.957.000
Aktiva pajak tangguhan
bersih 23.932.823 27.684.194
Penyertaan saham 26.268.844 25.803.621
Aktiva tetap - bersih 5.203.971.199 4.987.342.802
Beban yang ditangguhkan
-bersih 71.835.853 32.436.879
Lain-lain - bersih 101.197.732 101.982.912
______________ _______________
Jumlah Aktiva
Tidak Lancar 7.283.637.176 6.100.795.912
______________ _______________
JUMLAH AKTIVA 12.554.629.911 10.637.679.945
=============== ================
NERACA
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan modal suatu
perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada tanggal terakhir suatu bulan atau
tahun.
Aktiva adalah harta yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Hak kepemilikan
terhadap harta tersebut terdiri atas dua, yaitu hak kreditur dan hak pemilik. Hak kreditur
menunjukkan hutang perusahaan itu dan disebut kewajiban sedangkan hak pemilik adalah ekuitas
atau modal yang dikeluarkan oleh pemegang saham. Dengan demikian dapat dibuat persamaan seperti
berikut:
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Dalam penyajiannya, neraca dibagi menjadi dua kolom, kolom kiri untuk aktiva
sedangkan kolom kanan untuk kewajiban dan modal sehingga total jumlah kolom kiri akan selalu sama
dengan total jumlah kolom kanan.
Aktiva dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Aktiva Lancar, yaitu harta perusahaan yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kas, surat berharga atau investasi jangka pendek, piutang
usaha, persediaan, dan biaya dibayar di muka.
2. Investasi jangka panjang, yaitu penyertaan baik dalam bentuk saham maupun obligasi untuk jangka
waktu yang lama.
3. Aktiva Tetap, yaitu harta perusahaan yang digunakan dalam operasi normal perusahaan dan
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah tanah, bangunan,
mesin, dan peralatan lainnya.
4. Aktiva dan lain-lain, yaitu harta perusahaan yang tidak termasuk dalam ketiga kelompok di atas
seperti piutang kepada pemegang saham.
Sedangkan kewajiban dikelompokkan menjadi:
1. Kewajiban Jangka Pendek, yaitu hutang-hutang yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Yang
termasuk kelompok ini adalah hutang usaha, hutang bank yang akan jatuh tempo dalam satu tahun, hutang
pajak.
2. Kewajiban Jangka Panjang, yaitu hutang-hutang yang belum akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Misalnya, hutang bank jangka panjang, hutang obligasi.
3. Kewajiban Lain-lain, yaitu kewajiban yang tidak dapat digolongkan sebagai kewajiban jangka pendek
maupun kewajiban jangka panjang. Misalnya, hutang kepada pemegang saham, pendapatan sewa yang diterima
di muka untuk jangka panjang.
Pada komponen ekuitas terdapat:
1. Modal Saham, yaitu modal yang diperoleh dari hasil penjualan saham. Jenis-jenis saham sudah dibahas
di halaman sebelumnya.
2. Agio Saham, yaitu total selisih nilai antara nilai harga nominal saham dengan nilai harga perdana
saham (saat IPO).
3. Laba yang Ditahan, yaitu ekuitas yang berasal dari laba perusahaan yang tidak dibagikan kepada
pemegang saham.
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi adalah ringkasan pendapatan dan biaya suatu perusahaan untuk
periode tertentu, misalnya tiga bulan atau satu tahun.
Unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Laba Rugi sangat bervariasi, tergantung pada jenis perusahaan
(jasa, dagang atau industri) dan bidang usahanya, tetapi secara garis besar pasti memuat unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Pendapatan adalah semua hasil penjualan baik secara tunai maupun kredit.
2. Harga/Beban Pokok Penjualan adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli atau memproduksi barang/
jasa yang akan dijual.
3. Laba Kotor adalah selisih antara pendapatan dan harga/beban pokok penjualan.
4. Biaya/Beban Operasional, biasanya dibedakan lagi menjadi :
Biaya Penjualan, yaitu semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penjualan barang/
jasa, seperti gaji pegawai pemasaran, biaya promosi, sewa atau penyusutan gudang.
Biaya Umum & Administrasi, yaitu semua biaya yang timbul dalam operasi umum perusahaan
seperti gaji pegawai kantor, sewa atau penyusutan gedung kantor, listrik dan telepon.
5. Laba Usaha/Operasional adalah selisih antara laba kotor dan total biaya operasional. Bila total biaya
operasional lebih besar daripada laba kotor, selisihnya disebut Rugi Operasional.
6. Pendapatan/Penghasilan Lain-lain adalah pendapatan yang diperoleh di luar kegiatan utama perusahaan,
misal pendapatan bunga, keuntungan penjualan aktiva tetap.
7. Biaya/Beban lain-lain adalah biaya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan perusahaan seperti
biaya bunga, kerugian atas penjualan aktiva tetap.
8. Laba bersih adalah nilai akhir yang diperoleh setelah laba operasional ditambah dengan pendapatan lain-
lain dan dikurangi dengan biaya lain-lain. Jika nilai akhirnya negatif disebut Rugi Bersih.
Sumber Data Laporan Keuangan
Mengingat bermanfaatnya laporan keuangan sebagai salah satu sarana untuk
menganalisa kondisi suatu perusahaan, maka kita perlu mendapatkan informasi laporan keuangan perusahaan
go-public yang kita minati.
Untuk memperoleh informasi tersebut, kita dapat memintanya langsung ke perusahaan tersebut atau
melakukan kliping dari laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan di koran. Selain itu, Bursa Efek Jakarta
juga menyediakan situs internet untuk dapat mengakses ringkasan data-data laporan keuangan ini pada alamat
internet sbb:
http://202.155.2.84/financial_report/regular_report
Pada situs ini kita dapat mengakses data-data laporan keuangan perusahaan go-public sejak tahun 1990. Ada data
laporan keuangannya lengkap tersedia untuk setiap kuartal, namun ada juga yang hanya ada data laporan keuangan tahunan saja.
Bila kita ingin melihat laporan-laporan keuangan pada kuartal pertama tahun 2000 klik angka 0003, kemudian
akan muncul daftar laporan keuangan perusahaan emiten. Anda dapat menggunakan scrollbar di samping kanan untuk melakukan
pergerakan layar.
Format nama file laporan keuangan adalah:
4 karakter pertama : kode emiten
Karakter 5 dan 6 : dua digit akhir tahun. Contoh : 00 tahun 2000,98 tahun 1998.
Karakter 7 dan 8 : nomor urut bulan. Contoh : 03 untuk LK per 31 Maret (kuartal I) dan 06 untuk LK per 30 Juni (kuartal II).
Bila Anda ingin mengakses ringkasan (summary) laporan keuangan Indofood pada kuartal I tahun 2000, klik scrollbar
sampai terlihat INDF0003, lalu klik INDF0003.
Untuk menyimpan ringkasan laporan keuangan Indofood tersebut, pilih menu File, lalu Save As. Anda dapat memilih format file yang
akan disimpan tersebut pada Save as type, misalnya Text File (*.txt), lalu klik tombol Save.
Kita dapat mendownload summary laporan-laporan keuangan tahun-tahun terdahulu untuk dapat menilai perkembangan suatu perusahaan
dari tahun ke tahun, seberapa besar pertumbuhan pendapatan, tingkat profitabilitas,dll.
Analisa Rasio
Analisa Rasio merupakan salah satu alat untuk membantu kita dalam menganalisa laporan keuangan perusahaan. Analisa rasio
menyediakan indikator bagi, antara lain tingkat profitabilitas, likuiditas, pendapatan, pemanfaatan aset, dan kewajiban suatu perusahaan.
Analisa Rasio memiliki sejumlah keterbatasan, antara lain:
1. Terdapat kemungkinan rasio diantara perusahaan yang sama bidang usahanya tidak menunjukkan hasil yang dapat dibandingkan karena perbedaan
metode pembukuan yang digunakan.
2. Sulit atau hampir tidak mungkin untuk membandingkan rasio antara perusahaan yang berbeda bidang usahanya.
3. Analisa Rasio akan menghasilkan hasil yang keliru jika informasi di laporan keuangan perusahaan lebih baik dibanding kondisi sebenarnya.
Dari data laporan keuangan yang kita download dari situs Bursa Efek Jakarta, terdapat 5 rasio yang dicantumkan, yaitu Debt
Equity Ratio (DER), ROA, ROE, NPM, dan OPM. Berikut ini akan disampaikan makna dan cara menghitung rasio-rasio tersebut. Saya akan menggunakan istilah
yang tercantum pada ringkasan laporan keuangan yang di download tersebut.
Analisa Rasio Pinjaman
DER (Debt Equity Ratio)
DER=Total Liabilities
Equity
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara dana pinjaman / hutang dibandingkan dengan modal dalam upaya pengembangan perusahaan.
Harap memberi perhatian khusus dan berhati-hati jika rasio DER suatu perusahaan tinggi.
Contoh:
Diambil dari data laporan keuangan INDF per 31 Maret 2000 (dalam ribuan rupiah).
Total Liabilities : 7,900,084,551
Total Equity : 2,625,968,648
DER=7,900,084,551 = 3,01 x
2,625,968,648
Analisa Rasio Profitabilitas
(a) ROA (Return on Assets)
ROA=Net Income After Tax
Asset
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh asset perusahaan digunakan secara efektif untuk
menghasilkan laba.
Contoh:
Diambil dari data laporan keuangan INDF bulan Maret 2000 (dalam ribuan rupiah).
Total Liabilities : 217,588,779 (3 bulan)
Total Equity : 11,082,197,952
Untuk menghitung ROA, Net Income perlu disetahunkan terlebih dahulu dengan dikalikan
4.
Net Income : 870,355,116
(disetahunkan)
ROA=870,355,116 x 100 % = 7,85 %
11,082,197,952
(b) ROE (Return on Equity)
ROE=Net Income After Tax
Asset
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan dari investasi yang ditanamkan pemegang
saham.
Contoh:
Diambil dari data laporan keuangan INDF bulan Maret 2000 (dalam ribuan rupiah).
Total Liabilities : 217,588,779 (3 bulan)
Total Equity : 2,625,968,648
Untuk menghitung ROE, Net Income perlu disetahunkan terlebih dahulu dengan dikalikan
4.
Net Income : 870,355,116
(disetahunkan)
ROE=870,355,116 x 100 % = 33,14 %
2,625,968,648
(c) NPM (Net Profit Margin)
NPM=Net Income After Tax
Total Sales
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih perusahaan-perusahaan terhadap total
penjualan.
Contoh:
Diambil dari data laporan keuangan INDF bulan Maret 2000 (dalam ribuan rupiah).
Total Liabilities : 217,588,779 (3 bulan)
Total Equity : 2,823,170,138 (3 bulan)
Untuk menghitung NPM, karena jangka waktu net income dan total sales sama-sama 3 bulan,
maka tidak perlu disetahunkan.
NPM=217,588,799 x 100 % = 7,71 %
2,823,170,138
(d) OPM (Operating Profit Margin)
OPM=Operating Profit
Total Sales
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan perusahaan sebelum biaya bunga pinjaman, pajak,
biaya lain-lain, dan pendapatan lain-lain.
Contoh:
Diambil dari data laporan keuangan INDF bulan Maret 2000 (dalam ribuan rupiah).
Operating Profit : 649,060,351 (3 bulan)
Total Equity : 2,823,170,138 (3 bulan)
Untuk menghitung NPM, karena jangka waktu net income dan total sales sama-sama 3 bulan,
maka tidak perlu disetahunkan.
NPM=649,060,351 x 100 % = 22,99 %
2,823,170,138
Analisa Rasio Manajemen Aset
(a) ACP (Average Collection Period)
ROA=Receivables x 365 hari
Total Sales
Rasio ini menunjukkan jangka waktu uang hasil penjualan dapat diterima perusahaan
dari konsumen.
Bila rasio ini meningkat dibandingkan sebelumnya ini menunjukkan bahwa perusahaan
memperpanjang masa kredit penjualan untuk meningkatkan nilai penjualan atau perusahaan mengalami kesulitan
dalam menagih piutangnya.
(b) Stock Turnover (Perputaran Persediaan)
ST=Inventories x 365 hari
Cost of Good Sold
Rasio ini mengukur berapa lama persediaan disimpan perusahaan untuk mendukung penjualan.
Bila rasio yang dihasilkan 45 hari, berarti perusahaan memiliki persediaan yang cukup untuk 45 hari
penjualan.
Catatan: dalam perhitungan rasio ini, Cost of Good Sold perlu disetahunkan terlebih
dahulu.
Analisa Rasio Likuiditas
(a) Current Ratio (Rasio Lancar)
CR=Current Assets
Current Liabilities
Rasio ini merupakan yang paling umum dalam mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi
rasio lancar ini, perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi kewajiban lancarnya.
(b) Quick / Acid Test Ratio (Rasio Cepat)
AT=Cash and Cash Equivalents
Current Liabilities
Rasio ini merupakan sarana untuk mengukur apakah perusahaan memiliki dana kas ata setara kas untuk
memenuhi kewajiban lancarnya. Rasio ini paling umum digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. Semakin tinggi
rasio quick / acid test ini, perusahaan dianggap semakin mampu untuk melunasi kewajiban lancarnya dengan dana kas dan setara kas.
Dari data laporan keuangan yang di-download dari Situs Bursa Efek Jakarta, nilai Cash dan Cash Equivalents
dapat dihitung dengan mengurangkan Current Assets dengan Inventories.
Jadi Acid Test Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
AT=Current Assets - Inventories
Current Liabilities
Analisa Rasio Nilai Pasar
(a) PER (Price Earning Ratio)
PER=Price
EPS
Rasio ini menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan laba per saham yang dihasilkan.
(b) PBV (Price to Book Value)
PER=Price
Book Value
Rasio ini menunjukkan seberapa tinggi suatu saham dibeli oleh investor dibandingkan dengan nilai buku (book Value) saham tersebut.
Analisa Teknikal
Berapakah harga saham besok, minggu depan, atau tahun depan? Apakah tepat saya membeli saham hari ini? Investasi saham akan menjadi sangat mudah bila kita dapat mengetahui jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas.
Sayangnya, analisa teknikal tidak dapat membantu dalam memberikan jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas, namun sedikit banyak dapat membantu kegiatan investasi kita.
Teori Dow (The Dow Theory) merupakan teori analisa teknikal yang tertua dan sangat terkenal dalam bagaimana cara menentukan trend mayor harga di bursa saham. Prinsip-prinsip dasar teori ini disusun sekitar akhir abad 19 oleh Charles H.Dow.
Teori Dow menyebutkan bahwa mayoritas saham bergerak sejalan dengan bursa secara keseluruhan. Jika bursa saham bergerak naik, mayoritas saham akan bergerak naik juga. Dan sebaliknya, jika bursa saham bergerak turun, kebanyakan saham akan bergerak turun.
Analisa teknikal (technical analysis) mempelajari saham dan bursa dengan berdasarkan pada penawaran (supply) dan permintaan (demand). Para analis teknikal menggunakan grafik riwayat harga dan volume transaksi untuk memprediksi pergerakan harga selanjutnya. Secara sederhana dapat diartikan analisa teknikal mempelajari harga dengan menggunakan grafik sebagai alat utama.
Analisa teknikal berdasarkan pada tiga prinsip utama, yaitu :
1. Segala sesuatunya tercermin pada harga pasar. Para pengguna analisa teknikal ini meyakini bahwa semua hal (kondisi ekonomi, politik, fundamental, dll) sudah tercermin pada harga pasar. Pergerakan harga merupakan pengaruh dari perubahan permintaan dan penawaran.
2. Harga bergerak dalam suatu trend.
Harga mulai bergerak ke satu arah, turun atau naik, membentuk trend. Trend ini berkelanjutan sampai pergerakan harga melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang berlawanan.
3. Pola tindakan pasar berulang
Pola-pola tertentu terlihat dari waktu ke waktu di grafik. Pola-pola ini mempunyai makna yang dapat diinterpretasi untuk memprediksikan pergerakan harga.
Sumber Daya Informasi
Halaman Selanjutnya
|